Thursday, August 25, 2016

PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


A.    Pengertian Pembangunan Ekonomi
Kamu pasti sering melihat gedung-gedung bertingkat berdiri megah ketika berkunjung ke suatu kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Kemegahan gedung tersebut mengindikasikan adanya kegiatan manusia yang di dalamnya mencakup aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi. Selain gedung megah, keberadaan rumah mewah dan kendaraan roda dua dan empat yang memenuhi jalan raya menggambarkan berhasilnya sebagia manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Namun tidak sedikit juga di beberapa daerah masih terjadi masyarakat yang kekurangan gizi, tidak mendapatkan pendidikan yang layak, hingga kurangnya distribusi pelayanan kesehatan dan buruknya infrastruktur di daerah-daerah tertinggal. Ketimpangan yang terjadi antara daerah satu dengan daerah lainnya menjadi tanggung jawab kita bersama, khususnya pemerintah sebagai pihak pelaksana dan penentu kebijakan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Seluruh kegiatan yang diupayakan tersebut merupakan bagian dari kegiatan yang biasa kita sebut dengan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi memang menjadi hal yang sangat penting diperhatikan oleh bangsa kita. Krisis ekonomi tahun 1998 yang diawali dari krisis moneter diduga berasal dari penanganan pembangunan ekonomi yang terganggu dalam beberapa dekade sebelumnya. Pembangunan ekonomi berkaitan erat dengan kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah pada suatu negara. Instrumen dan unsur yang diperlukan dalam kebijakan ekonomi juga digunakan dalam pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau daerah dalam jangka panjang. Kenaikan PDB tersebut lebih besar daripada tingkat pertumbuhan penduduk. Singkatnya, pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan PDB suatu negara atau daerah agar melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.
Di dalam pembangunan ekonomi, kenaikan pendapatan masyarakat diikuti pula oleh perubahan dalam struktur sosial dan sikap masyarakat. Selain itu, pembangunan ekonomi juga mengacu pada proses perubahan dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Jika beberapa daerah terpencil mengalami pembangunan, tidak berarti bahwa negara sedang mengalami perubahan. Pembangunan ekonomi hanya mencakup perubahan di tingkat aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Artinya, pembangunan ekonomi merupakan suatu proses transformasi ekonomi yang sifatnya menyeluruh. Misalnya adalah terjadinya perubahan struktur ekonomi suatu negara dari agraris menjadi industri.
Menurut Michael P. Todaro, Pembangunan ekonomi terjadi apabila terdapat perubahan-perubahan sebagai berikut struktur sosial, jika terjadi perubahan percepatan pertumbuhan ekonomi, terjadi apabila ada pengurangan kesenjangan (bagaimana kekayaan dinikmati oleh seluruh masyarakat), terjadi pemberantasan kemiskinan.
Menurut Prof. Denis Goulet, ada tiga inti pembangunan yang akan membuat hidup lebih baik lagi. Ketiganya merupakan tujuan bersama yang dicari oleh semua individu dan masyarakat. Nilai inti itu adalah sebagai berikut :
1.        Rezeki kehidupan. Kehidupan manusia dapat dipertahankan ketika kebutuhan dasar terpenuhi. Ini termasuk makanan, tempat tinggal, kesehatan, perlindungan pendidikan, dan pakaian. Jika pemenuhan kebutuhan dasar tidak memadai maka keterbelakangan mutlak ada.
2.      Harga diri adalah perasaan berharga dan kemandirian. Tidak ada negara yang mengalami pembangunan jika negara itu digunakan sebagai alat oleh negara-negara lain untuk mengejar kepentingan masing-masing.
3.      Bebasan dari perbudakan. Bebas  dari perbudakan berarti juga kebebasan dari kejahatan dan kebodohan. Ini juga berarti bahwa masyarakat mampu memilih berbagai komponen kebebasan politik, kesetaraan kesempatan, dan aturan hukum.
Profesor Dudley Seers menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditentukan oleh jawaban atas tiga pertanyaan berikut :
a.             Apakah pembangunan itu telah mengurangi kemiskinan?
b.            Apakah pembangunan sudah mengurangi pengangguran?
c.             Apakah pembangunan sudah mengurangi kesenjangan?
Dengan demikian, menurut Prof. Dudley Seers, suatu pembangunan ekonomi dikatakan berhasil apabila pendapatan per kapita masyarakat meningkat (kemiskinan berkurang), tingkat pengangguran berkurang, dan kesenjangan antara kaya dan miskin mengecil yang dapat diukur menggunakan indikator kurva Lorenz. Kurva Lorenz adalah kurva yang menggambarkan tingkat distribusi pemerataan pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk rasio gini atau indeks gini. Apabila indeks gini semakin mendekati 0, maka pemerataan dikatakan semakin merata. Sebaliknya, jika indeks gini semakin mendekati 1 maka pemerataan dikatakan semakin tidak merata atau timpang.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembanguan ekonomi :
1.            Kenaikan PDB jangka panjang
2.            Kenaikan PDB melebihi tingkat pertumbuhan penduduk
3.            Meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara umum
4.       Terciptanya perubahan secara menyeluruh yang diakibatkan oleh terjadinya pembangunan ekonomi, sebab terciptanya pembangunan ekonomi akan berdampak pada sektor lainnya seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan berbagai bidang lainnya.

B.     Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi
Pelaksanaan pembangunan antara negara satu dengan negara lainnya tentu akan berbeda. Satu negara dapat melaksanakan pembangunan lebih cepat dari negara yang lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi demikian? Pertanyaan ini tidaklah mudah untuk dijawab sebab keberhasilan pelaksanaan pembangunan ekonomi di suatu negara akan sangat bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhi pembangunan ekonomi. Para ahli menyimpulkan beberapa hal yang memengaruhi pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut.
1.  Sistem sosial dan sikap masyarakat. Hal ini memegang peranan yang penting dalm menciptakan pembangunan ekonomi. Hasil identifikasi di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi. Adat istiadat yang sangat kental pada masyarakat tradisional berupa upacara untuk berbagai kegiatan dan acara dianggap memperlambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sikap atau pola hidup masyarakat yang tidak mau bekerja keras, bekerja dengan jam kerja yang pendek, malas menabung, dan sikap negatif lainnya juga akan menghambat pembangunan ekonomi.
2.      Kepemilikan barang modal. Pada masyarakat yang kurang maju, kepemilikan modal seperti cangkul, bajak, dan parang akan sangat berperan penting untuk kegiatan berburu dan bertani. Pada masyarakat modern, peranan modal juga sangat menentukan keberhasilan peningkatan produktivitas.
3.    Kuantitas dan kualitas penduduk dan tenaga kerja. Pertambahan penduduk dari waktu ke waktu dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi. Namun hal ini juga dapat menjadi boomerang apabila pertambahan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama dari sisi pendidikan dan keterampilan. Di satu sisi, tingginya jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan barang yang akan diikuti dengan perluasan pasar. Namun di sisi yang lain, hal ini dapat memicu terjadinya pengangguran yang besar apabila sektor industri tidak mampu menyerap tenaga kerja yang ada. Oleh sebab itu, perlu adanya pengendalian dalam laju pertumbuhan penduduk seperti program Keluarga Berencana (KB) yang disertai dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
4.      Penguasaan teknologi. Semakin majunya peradaban manusia diiringi dengan majunya tingkat penggunaan teknologi. Hal ini dapat dianggap sebagai keberhasilan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun, kemajuan teknologi juga dapat memberikan dampak yang negatif salah satunya adalah terjadinya pengangguran teknologi. Misalnya adalah mekanisasi, yaitu penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin.

C.    Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi
Secara konseptual, pembangunan ekonomi memiliki makna yang luas dan inklusif. Untuk mengukur keberhasilannya tentu perlu indikator-indikator tertentu. Tiga indikator utama pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
1.      Indikator moneter yakni penadapatan per kapita dan indikator kesejahteraan ekonomi bersih atau Net Economic Welfare (NEC).
·      Pendapatan per kapita merupakan indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu negara. Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk. Indikator pendapatan per kapita mempunyai beberapa kelemahan, seperti ketidakmampuan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara utuh.
·   Kesejahteraan Ekonomi Bersih atau Net Economic Welfare adalah indikator pembangunan yang menyempurnakan metode perhitungan GNP dengan koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi positif mengharuskan adanya perhatian terhadap waktu senggang (leisure) dan perkembangan sektor informal. Sementara itu koreksi negatif berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan hidup.
2.      Indikator non moneter yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Indikator non moneter antara lain indikator sosial dan indeks kualitas hidup.
·         Indeks sosial antara lain mencakup indikator tingkat harapan hidup dan pendidikan dasar, konsumsi protein hewani per kapita, persentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah dan kejuruan, jumlah surat kabar, telepon dan radio, dan konsumsi energi per kapita.
·         Indeks Kualitas Hidup (IKH) disebut juga Physical Quality of Life Index (PQLI). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. IKH mencakup indikator tingkat harapan hidup, angka kematian bayi, dan tingkat melek huruf.
3.      Indikator campuran mencakup Indikator Susenas Inti dan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index).
·         Indikator Susenas Inti merupakan indikator kesejahteraan yang dikembangkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 1992. Indikator ini mencakup aspek pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan kerja, keluarga berencana dan fertilitas, ekonomi, kriminalitas, perjalanan wisata, dan akses ke media massa.
·         Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) diukur berdasarkan indikator tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf, dan pendapatan riil per kapita yang diukur berdasarkan paritas daya beli (Purchasing Power Parity) atau keseimbangan kemampuan berbelanja yang diukur dengan kemampuan masyarakat memperoleh barang dengan tingkat harga tertentu yang berlaku di suatu daerah.

D.    Masalah-Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang
Negara berkembang dan negara maju memiliki perbedaan masalah dalam pembangunan ekonomi. Di negara-negara berkembang, terutama mereka yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, kelebihan penawaran tenaga kerja merupakan persoalan yang rumit. Negara-negara tersebut mengalami masalah pengangguran akut. Sementara untuk negara-negara maju mengalami kurangnya permintaan sehingga menghambat pertumbuhan output.
Masalah-masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang tentu terkait dengan karakteristik yang ditemui pada negara berkembang yang bersangkutan. Adapun karakteristik masalah tersebut yakni sebagai berikut.
1.  Ketergantungan pada sektor pertanian primer. Perekonomian seperti ini disebut sebagai perekonomian monokultur, yaitu perekonomian yang sangat tergantung pada hasil satu komoditas pertanian saja.
2.      Rendahnya tingkat produktivitas. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tingkat kehidupan dan terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia, terutama bagi mereka yang berpendidikan rendah.
3.      Ketergantungan yang besar dan kerentanan dalam hubungan internasional. Kondisi domestik perekonomian negara berkembang sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara-negara maju. Hal ini terjadi karena lemahnya permintaan domestik yang disebabkan oleh lemahnya permintaan agregat yang membuat perekonomian sangat mengandalkan pasar ekspor.
4.     Tingginya tingkat pengangguran. Angka pengangguran akan semakin besar bila diukur dengan angka under-employment. Penyebab tingginya tingkat pengangguran adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang lebih tinggi di satu pihak dan rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja di pihak lain.
5.    Tingginya pertumbahan penduduk. Tingkat pertumbahan penduduk di negara berkembang dua sampai empat kali lipat dari pertambahan penduduk di negara-negara maju. Tidak heran jika 75% penduduk dunia ini merupakan penduduk negara berkembang. Tingginya tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang telah menimbulkan masalah-masalah besar terutama berkaitan dengan penyediaan pangan, kesempatan kerja, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

E.     Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Upaya yang dilakukan negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat disebut sebagai upaya pembangunan ekonomi. Guna mencapai keberhasilan pembangunan tersebut, diperlukan kebijakan dan strategi yang secara mengesankan dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan. Visi Pembangunan Nasional tahun 2005 – 2025 adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur. Sementara misi pembangunan nasional adalah sebagai berikut :
1.  Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
2.      Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing.
3.      Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
4.      Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5.      Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
6.      Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
7.     Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
8.      Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
Strategi untuk melaksanakan visi dan misi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima tahunan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dengan skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode-periode sebelumnya. Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM secara ringkas adalah sebagai berikut :
1.      RPJM ke-1 (2005 – 2009) diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan masyarakatnya meningkat.
2.      RPJM ke-2 (2010 – 2014) diarahkan untuk lebih memantapkan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan IPTEK serta penguatan daya saing perekonomian.
3.   RPJM ke-3 (2015 – 2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
4.    RPJM ke-4 (2020 – 2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

F.     Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dari suatu negara atau daerah, meningkatnya pendapatan per kapita, dan meningkatnya penyediaan infrastruktur serta fasilitas masyarakat dalam suatu negara. Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat apabila persentase kenaikan PDB pada suatu periode lebih besar dari periode sebelumnya. Jadi, pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan PDB suatu negara tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.
Untuk mengukur seberapa besar kenaikan pertumbuhan ekonomi dari satu periode ke periode lainnya, digunakan perhitungan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yaitu laju untuk mengukur kenaikan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Contoh :
Jika PDB riil tahun 2015 dari negara X sebesar Rp.1.450 triliun, sedang PDB riil tahun 2014 adalah Rp.1.250 triliun maka pertumbuhan ekonomi tahun 2015 atas dasar tahun 2014 adalah sebagai berikut.
     
      LPE 2015 = 1.450 – 1.250  x 100 % = 16 %
                                 1.250
Jadi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 atas dasar tahun 2014 adalah 16%.
Apabila diperhatikan, perbedaan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :
a.  Pertumbuhan ekonomi diindikasikan dengan naiknya pendapatan per kapita, sementara pembangunan ekonomi diindikasikan dengan naiknya pendapatan per kapita disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b.    Pertumbuhan ekonomi tidak disertai dengan perubahan struktur perekonomian, sementara pembangunan ekonomi disertai dengan perubahan struktur perekonomian.
c.      Pertumbuhan ekonomi diindikasikan dengan naiknya produksi barang dan jasa (PDB) suatu negara secara kuantitas, sementara pembangunan ekonomi diindikasikan dengan peningkatan produksi barang dan jasa yang disertai dengan peningkatan kualitas barang dan jasa tersebut.

G.    Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian dimana negara mengalami kondisi terjadinya kenaikan produksi barang dan jasa dari tahun ke tahun atau dengan kata lain terjadi kenaikan GNP. Keadaan ini dapat dicapai oleh berbagai macam faktor sehingga lahirlah beberapa teori pertumbuhan ekonomi yakni sebagai berikut :
1.         Aliran Klasik
1)      Adam Smith. Menurut teorinya, suatu negara mengalami pertumbuhan ditandai dengan dua faktor utama yaitu pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan output (GNP). Jumlah penduduk dalam suatu negara dianggap sebagai faktor yang pasif sehingga pertumbuhan suatu negara lebih tergantung kepada pertumbuhan outputnya. Pertumbuhan output sangat tergantung kepada jumlah modal yang ditanam. Asumsi klasik menyatakan bahwa faktor alam bersifat konstan sehingga pada suatu saat tingkat produksi akan mencapai tingkat “Full Employment” yang artinya pendayagunaan alam, tenaga kerja, dan modal akan mencapai kondisi optimum sehingga pada suatu saat output tidak dapat ditingkatkan lagi karena sudah optimum.
2)      David Ricardo. Pada dasarnya teori yang dikemukakan David Ricardo sama dengan yang dikemukakan Adam Smith. Dengan asumsi bahwa faktor alam dianggap tetap sedangkan jumlah penduduk bertambah pesat maka pada suatu saat tingkat perkembangan ekonomi akan sangat rendah dan tidak berkembang (stationary state).
2.         Aliran Neo Klasik
1)      Robert Sollow-Trevor Swan. Tokoh ini menyatakan anggapannya bahwa:
·         Tenaga kerja tumbuh dengan laju tertentu
·         Ada kecenderungan menabung di masyarakat
·         Seluruh tabungan diinvestasikan
Sollow-Swan berkesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, dan kemajuan teknologi.
2)      Harrod-Domar. Tokoh ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat investasi sebab pengeluaran investasi akan memengaruhi permintaan dan penawaran akan barang dan jasa.
3.         Teori Historis
1)      Friedrich List membagi menjadi lima tingkatan yaitu :
·         Masa berburu dan mengembara
·         Masa beternak dan bertani
·         Masa kerajinan dan industri
·         Masa industri dan perniagaan



 
2)      Karl Bucher membagi menjadi empat tingkatan yaitu :
·         Rumah tangga tertutup
·         Rumah tangga kota
·         Rumah tangga bangsa
·         Rumah tangga dunia



 
3)      W.W. Rostow membagi menjadi lima tingkatan yaitu :
·         Masyarakat tradisional yang masih mementingkan diri sendiri
·         Prasyarat lepas landas
·         Lepas landas (take off)
·         Tingkat kematangan (maturity)
·         Masa konsumsi tinggi (high consumption)
4.       Teori Schumpeter. Teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh inovasi yang dilakukan oleh pengusaha (enterpreneurship). Peranan pengusaha atau wirausahawan sangat penting dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Itulah salah satu hal yang ditekankan Schumpeter dalam teorinya. Pengusaha akan terus-menerus melakukan inovasi untuk mendapatkan hal-hal baru yang berguna bagi usahanya dan dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Adapun bentuk inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pengusaha antara lain mencari lokasi pasar yang baru, meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi, dan mencari sumber bahan mentah. Untuk menjalankan inovasi yang telah ditemukan tentu membutuhkan modal. Pengusaha akan meminjam modal tersebut untuk keperluan investasi usahanya. Akibat dari investasi tersebut adalah kenaikan pendapatan nasional yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Karena konsumsi meningkat berarti kapasitas produksi pengusaha pun ikut meningkat dan menimbulkan investasi baru oleh pengusaha.