A.
Pengertian Pembangunan Ekonomi
Kamu pasti sering
melihat gedung-gedung bertingkat berdiri megah ketika berkunjung ke suatu kota
besar seperti Jakarta dan Bandung. Kemegahan gedung tersebut mengindikasikan
adanya kegiatan manusia yang di dalamnya mencakup aktivitas yang berhubungan
dengan kegiatan ekonomi. Selain gedung megah, keberadaan rumah mewah dan
kendaraan roda dua dan empat yang memenuhi jalan raya menggambarkan berhasilnya
sebagia manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Namun tidak sedikit
juga di beberapa daerah masih terjadi masyarakat yang kekurangan gizi, tidak
mendapatkan pendidikan yang layak, hingga kurangnya distribusi pelayanan
kesehatan dan buruknya infrastruktur di daerah-daerah tertinggal. Ketimpangan
yang terjadi antara daerah satu dengan daerah lainnya menjadi tanggung jawab
kita bersama, khususnya pemerintah sebagai pihak pelaksana dan penentu
kebijakan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Seluruh kegiatan
yang diupayakan tersebut merupakan bagian dari kegiatan yang biasa kita sebut
dengan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi
memang menjadi hal yang sangat penting diperhatikan oleh bangsa kita. Krisis
ekonomi tahun 1998 yang diawali dari krisis moneter diduga berasal dari
penanganan pembangunan ekonomi yang terganggu dalam beberapa dekade sebelumnya.
Pembangunan ekonomi berkaitan erat dengan kebijakan ekonomi yang diterapkan
pemerintah pada suatu negara. Instrumen dan unsur yang diperlukan dalam kebijakan ekonomi juga digunakan dalam
pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi merupakan
suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau daerah dalam jangka
panjang. Kenaikan PDB tersebut lebih besar daripada tingkat pertumbuhan
penduduk. Singkatnya, pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bertujuan
untuk menaikkan PDB suatu negara atau daerah agar melebihi tingkat pertumbuhan
penduduk.
Di dalam pembangunan
ekonomi, kenaikan pendapatan masyarakat diikuti pula oleh perubahan dalam
struktur sosial dan sikap masyarakat. Selain itu, pembangunan ekonomi juga
mengacu pada proses perubahan dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Jika
beberapa daerah terpencil mengalami pembangunan, tidak berarti bahwa negara
sedang mengalami perubahan. Pembangunan ekonomi hanya mencakup perubahan di
tingkat aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Artinya, pembangunan ekonomi
merupakan suatu proses transformasi ekonomi yang sifatnya menyeluruh. Misalnya
adalah terjadinya perubahan struktur ekonomi suatu negara dari agraris menjadi
industri.
Menurut Michael P. Todaro, Pembangunan ekonomi terjadi apabila
terdapat perubahan-perubahan sebagai berikut struktur sosial, jika terjadi
perubahan percepatan pertumbuhan ekonomi, terjadi apabila ada pengurangan
kesenjangan (bagaimana kekayaan dinikmati oleh seluruh masyarakat), terjadi
pemberantasan kemiskinan.
Menurut Prof. Denis Goulet, ada tiga inti pembangunan
yang akan membuat hidup lebih baik lagi. Ketiganya merupakan tujuan bersama
yang dicari oleh semua individu dan masyarakat. Nilai inti itu adalah sebagai
berikut :
1. Rezeki
kehidupan. Kehidupan manusia dapat dipertahankan ketika kebutuhan dasar terpenuhi.
Ini termasuk makanan, tempat tinggal, kesehatan, perlindungan pendidikan, dan
pakaian. Jika pemenuhan kebutuhan dasar tidak memadai maka keterbelakangan
mutlak ada.
2.
Harga diri
adalah perasaan berharga dan kemandirian. Tidak ada negara yang mengalami pembangunan
jika negara itu digunakan sebagai alat oleh negara-negara lain untuk mengejar
kepentingan masing-masing.
3.
Bebasan dari
perbudakan. Bebas dari perbudakan
berarti juga kebebasan dari kejahatan dan kebodohan. Ini juga berarti bahwa
masyarakat mampu memilih berbagai komponen kebebasan politik, kesetaraan
kesempatan, dan aturan hukum.
Profesor Dudley Seers menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi
ditentukan oleh jawaban atas tiga pertanyaan berikut :
a.
Apakah
pembangunan itu telah mengurangi kemiskinan?
b.
Apakah pembangunan
sudah mengurangi pengangguran?
c.
Apakah pembangunan
sudah mengurangi kesenjangan?
Dengan demikian,
menurut Prof. Dudley Seers, suatu pembangunan ekonomi dikatakan berhasil
apabila pendapatan per kapita masyarakat meningkat (kemiskinan berkurang),
tingkat pengangguran berkurang, dan kesenjangan antara kaya dan miskin mengecil
yang dapat diukur menggunakan indikator kurva Lorenz. Kurva Lorenz adalah kurva
yang menggambarkan tingkat distribusi pemerataan pendapatan yang dinyatakan dalam
bentuk rasio gini atau indeks gini. Apabila indeks gini semakin mendekati 0,
maka pemerataan dikatakan semakin merata. Sebaliknya, jika indeks gini semakin
mendekati 1 maka pemerataan dikatakan semakin tidak merata atau timpang.
Dari penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri pembanguan ekonomi :
1.
Kenaikan
PDB jangka panjang
2.
Kenaikan
PDB melebihi tingkat pertumbuhan penduduk
3.
Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat secara umum
4.
Terciptanya
perubahan secara menyeluruh yang diakibatkan oleh terjadinya pembangunan
ekonomi, sebab terciptanya pembangunan ekonomi akan berdampak pada sektor
lainnya seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan berbagai bidang lainnya.
B.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi
Pelaksanaan pembangunan
antara negara satu dengan negara lainnya tentu akan berbeda. Satu negara dapat
melaksanakan pembangunan lebih cepat dari negara yang lainnya. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi demikian? Pertanyaan ini tidaklah mudah untuk dijawab
sebab keberhasilan pelaksanaan pembangunan ekonomi di suatu negara akan sangat
bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhi pembangunan ekonomi. Para ahli
menyimpulkan beberapa hal yang memengaruhi pembangunan ekonomi adalah sebagai
berikut.
1. Sistem sosial
dan sikap masyarakat. Hal ini memegang peranan yang penting dalm menciptakan
pembangunan ekonomi. Hasil identifikasi di negara-negara berkembang menunjukkan
bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat menjadi penghambat dalam pembangunan
ekonomi. Adat istiadat yang sangat kental pada masyarakat tradisional berupa
upacara untuk berbagai kegiatan dan acara dianggap memperlambat pertumbuhan
ekonomi. Selain itu, sikap atau pola hidup masyarakat yang tidak mau bekerja
keras, bekerja dengan jam kerja yang pendek, malas menabung, dan sikap negatif
lainnya juga akan menghambat pembangunan ekonomi.
2.
Kepemilikan
barang modal. Pada masyarakat yang kurang maju, kepemilikan modal seperti
cangkul, bajak, dan parang akan sangat berperan penting untuk kegiatan berburu
dan bertani. Pada masyarakat modern, peranan modal juga sangat menentukan
keberhasilan peningkatan produktivitas.
3. Kuantitas dan
kualitas penduduk dan tenaga kerja. Pertambahan penduduk dari waktu ke waktu
dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi. Namun hal ini juga dapat
menjadi boomerang apabila pertambahan
penduduk tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, terutama dari sisi pendidikan dan keterampilan. Di satu sisi,
tingginya jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan barang yang akan diikuti
dengan perluasan pasar. Namun di sisi yang lain, hal ini dapat memicu
terjadinya pengangguran yang besar apabila sektor industri tidak mampu menyerap
tenaga kerja yang ada. Oleh sebab itu, perlu adanya pengendalian dalam laju
pertumbuhan penduduk seperti program Keluarga Berencana (KB) yang disertai
dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
4.
Penguasaan
teknologi. Semakin majunya peradaban manusia diiringi dengan majunya tingkat
penggunaan teknologi. Hal ini dapat dianggap sebagai keberhasilan manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun, kemajuan teknologi juga dapat memberikan
dampak yang negatif salah satunya adalah terjadinya pengangguran teknologi.
Misalnya adalah mekanisasi, yaitu penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin.
C.
Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi
Secara konseptual,
pembangunan ekonomi memiliki makna yang luas dan inklusif. Untuk mengukur
keberhasilannya tentu perlu indikator-indikator tertentu. Tiga indikator utama
pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
1.
Indikator
moneter yakni penadapatan per kapita dan indikator kesejahteraan ekonomi bersih
atau Net Economic Welfare (NEC).
· Pendapatan per
kapita merupakan indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu
negara. Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah
penduduk. Indikator pendapatan per kapita mempunyai beberapa kelemahan, seperti
ketidakmampuan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara
utuh.
· Kesejahteraan
Ekonomi Bersih atau Net Economic Welfare adalah
indikator pembangunan yang menyempurnakan metode perhitungan GNP dengan koreksi
positif dan koreksi negatif. Koreksi positif mengharuskan adanya perhatian
terhadap waktu senggang (leisure) dan
perkembangan sektor informal. Sementara itu koreksi negatif berkaitan dengan
masalah kerusakan lingkungan hidup.
2.
Indikator non
moneter yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat. Indikator non moneter antara lain indikator sosial dan indeks
kualitas hidup.
·
Indeks sosial
antara lain mencakup indikator tingkat harapan hidup dan pendidikan dasar,
konsumsi protein hewani per kapita, persentase anak-anak yang belajar di
sekolah dasar dan menengah dan kejuruan, jumlah surat kabar, telepon dan radio,
dan konsumsi energi per kapita.
·
Indeks Kualitas
Hidup (IKH) disebut juga Physical Quality
of Life Index (PQLI). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. IKH
mencakup indikator tingkat harapan hidup, angka kematian bayi, dan tingkat
melek huruf.
3.
Indikator campuran
mencakup Indikator Susenas Inti dan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index).
·
Indikator
Susenas Inti merupakan indikator kesejahteraan yang dikembangkan oleh Biro
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 1992. Indikator ini mencakup aspek pendidikan,
kesehatan, perumahan, angkatan kerja, keluarga berencana dan fertilitas,
ekonomi, kriminalitas, perjalanan wisata, dan akses ke media massa.
·
Indeks
Pembangunan Manusia (Human Development
Index) diukur berdasarkan indikator tingkat harapan hidup, tingkat melek
huruf, dan pendapatan riil per kapita yang diukur berdasarkan paritas daya beli
(Purchasing Power Parity) atau keseimbangan
kemampuan berbelanja yang diukur dengan kemampuan masyarakat memperoleh barang
dengan tingkat harga tertentu yang berlaku di suatu daerah.
D.
Masalah-Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara
Berkembang
Negara berkembang dan
negara maju memiliki perbedaan masalah dalam pembangunan ekonomi. Di
negara-negara berkembang, terutama mereka yang memiliki tingkat pertumbuhan
penduduk yang tinggi, kelebihan penawaran tenaga kerja merupakan persoalan yang
rumit. Negara-negara tersebut mengalami masalah pengangguran akut. Sementara
untuk negara-negara maju mengalami kurangnya permintaan sehingga menghambat
pertumbuhan output.
Masalah-masalah
pembangunan ekonomi di negara berkembang tentu terkait dengan karakteristik
yang ditemui pada negara berkembang yang bersangkutan. Adapun karakteristik
masalah tersebut yakni sebagai berikut.
1. Ketergantungan
pada sektor pertanian primer. Perekonomian seperti ini disebut sebagai
perekonomian monokultur, yaitu perekonomian yang sangat tergantung pada hasil
satu komoditas pertanian saja.
2.
Rendahnya
tingkat produktivitas. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tingkat kehidupan dan
terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia, terutama bagi mereka yang
berpendidikan rendah.
3.
Ketergantungan
yang besar dan kerentanan dalam hubungan internasional. Kondisi domestik
perekonomian negara berkembang sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
negara-negara maju. Hal ini terjadi karena lemahnya permintaan domestik yang
disebabkan oleh lemahnya permintaan agregat yang membuat perekonomian sangat
mengandalkan pasar ekspor.
4. Tingginya
tingkat pengangguran. Angka pengangguran akan semakin besar bila diukur dengan
angka under-employment. Penyebab
tingginya tingkat pengangguran adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang
lebih tinggi di satu pihak dan rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja di pihak
lain.
5. Tingginya
pertumbahan penduduk. Tingkat pertumbahan penduduk di negara berkembang dua
sampai empat kali lipat dari pertambahan penduduk di negara-negara maju. Tidak
heran jika 75% penduduk dunia ini merupakan penduduk negara berkembang.
Tingginya tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang telah menimbulkan
masalah-masalah besar terutama berkaitan dengan penyediaan pangan, kesempatan
kerja, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
E.
Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Upaya yang dilakukan
negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat disebut sebagai upaya
pembangunan ekonomi. Guna mencapai keberhasilan pembangunan tersebut,
diperlukan kebijakan dan strategi yang secara mengesankan dapat mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Strategi merupakan
langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi
dan misi pembangunan. Visi Pembangunan Nasional tahun 2005 – 2025 adalah
Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur. Sementara misi pembangunan
nasional adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila.
2.
Mewujudkan
masyarakat yang berdaya saing.
3.
Mewujudkan
masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
4.
Mewujudkan
Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5.
Mewujudkan
pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
6.
Mewujudkan
Indonesia asri dan lestari.
7. Mewujudkan
Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
8.
Mewujudkan
Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
Strategi untuk
melaksanakan visi dan misi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode
lima tahunan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dengan skala
prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala
prioritas dan strategi pembangunan pada periode-periode sebelumnya. Tahapan
skala prioritas utama dan strategi RPJM secara ringkas adalah sebagai berikut :
1.
RPJM ke-1 (2005
– 2009) diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang
yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, adil dan
demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan masyarakatnya meningkat.
2.
RPJM ke-2 (2010
– 2014) diarahkan untuk lebih memantapkan kembali Indonesia di segala bidang
dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk
pengembangan kemampuan IPTEK serta penguatan daya saing perekonomian.
3.
RPJM ke-3 (2015
– 2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas
serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
4. RPJM ke-4 (2020
– 2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas
dan berdaya saing.
F.
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB)
dari suatu negara atau daerah, meningkatnya pendapatan per kapita, dan
meningkatnya penyediaan infrastruktur serta fasilitas masyarakat dalam suatu
negara. Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat apabila persentase kenaikan PDB
pada suatu periode lebih besar dari periode sebelumnya. Jadi, pertumbuhan ekonomi
adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan PDB suatu negara tanpa memandang
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk.
Untuk mengukur seberapa
besar kenaikan pertumbuhan ekonomi dari satu periode ke periode lainnya,
digunakan perhitungan Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) yaitu laju untuk mengukur kenaikan pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun.
Contoh :
Jika PDB riil tahun 2015 dari negara X sebesar
Rp.1.450 triliun, sedang PDB riil tahun 2014 adalah Rp.1.250 triliun maka
pertumbuhan ekonomi tahun 2015 atas dasar tahun 2014 adalah sebagai berikut.
LPE 2015
= 1.450 – 1.250 x 100 % = 16 %
1.250
Jadi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 atas dasar tahun
2014 adalah 16%.
Apabila diperhatikan,
perbedaan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut
:
a. Pertumbuhan
ekonomi diindikasikan dengan naiknya pendapatan per kapita, sementara
pembangunan ekonomi diindikasikan dengan naiknya pendapatan per kapita disertai
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Pertumbuhan
ekonomi tidak disertai dengan perubahan struktur perekonomian, sementara
pembangunan ekonomi disertai dengan perubahan struktur perekonomian.
c.
Pertumbuhan
ekonomi diindikasikan dengan naiknya produksi barang dan jasa (PDB) suatu
negara secara kuantitas, sementara pembangunan ekonomi diindikasikan dengan
peningkatan produksi barang dan jasa yang disertai dengan peningkatan kualitas
barang dan jasa tersebut.
G.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
adalah suatu keadaan perekonomian dimana negara mengalami kondisi terjadinya
kenaikan produksi barang dan jasa dari tahun ke tahun atau dengan kata lain
terjadi kenaikan GNP. Keadaan ini dapat dicapai oleh berbagai macam faktor
sehingga lahirlah beberapa teori pertumbuhan ekonomi yakni sebagai berikut :
1.
Aliran
Klasik
1) Adam
Smith. Menurut teorinya, suatu negara mengalami pertumbuhan ditandai dengan dua
faktor utama yaitu pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan output (GNP).
Jumlah penduduk dalam suatu negara dianggap sebagai faktor yang pasif sehingga
pertumbuhan suatu negara lebih tergantung kepada pertumbuhan outputnya.
Pertumbuhan output sangat tergantung kepada jumlah modal yang ditanam. Asumsi
klasik menyatakan bahwa faktor alam bersifat konstan sehingga pada suatu saat
tingkat produksi akan mencapai tingkat “Full Employment” yang artinya
pendayagunaan alam, tenaga kerja, dan modal akan mencapai kondisi optimum
sehingga pada suatu saat output tidak dapat ditingkatkan lagi karena sudah
optimum.
2) David
Ricardo. Pada dasarnya teori yang dikemukakan David Ricardo sama dengan yang
dikemukakan Adam Smith. Dengan asumsi bahwa faktor alam dianggap tetap
sedangkan jumlah penduduk bertambah pesat maka pada suatu saat tingkat
perkembangan ekonomi akan sangat rendah dan tidak berkembang (stationary state).
2.
Aliran
Neo Klasik
1) Robert
Sollow-Trevor Swan. Tokoh ini menyatakan anggapannya bahwa:
·
Tenaga kerja tumbuh dengan laju tertentu
·
Ada kecenderungan menabung di masyarakat
·
Seluruh tabungan diinvestasikan
Sollow-Swan
berkesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertumbuhan penduduk,
akumulasi modal, dan kemajuan teknologi.
2) Harrod-Domar.
Tokoh ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat
investasi sebab pengeluaran investasi akan memengaruhi permintaan dan penawaran
akan barang dan jasa.
3.
Teori
Historis
1) Friedrich
List membagi menjadi lima tingkatan yaitu :
·
Masa berburu dan mengembara
·
Masa beternak dan bertani
·
Masa kerajinan dan industri
·
Masa industri dan perniagaan
2) Karl
Bucher membagi menjadi empat tingkatan yaitu :
·
Rumah tangga tertutup
·
Rumah tangga kota
·
Rumah tangga bangsa
·
Rumah tangga dunia
3) W.W.
Rostow membagi menjadi lima tingkatan yaitu :
·
Masyarakat tradisional yang masih
mementingkan diri sendiri
·
Prasyarat lepas landas
·
Lepas landas (take off)
·
Tingkat kematangan (maturity)
·
Masa konsumsi tinggi (high consumption)
4. Teori
Schumpeter. Teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh inovasi yang dilakukan oleh pengusaha (enterpreneurship). Peranan pengusaha atau wirausahawan sangat
penting dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Itulah salah satu hal yang
ditekankan Schumpeter dalam teorinya. Pengusaha akan terus-menerus melakukan
inovasi untuk mendapatkan hal-hal baru yang berguna bagi usahanya dan dapat
meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Adapun bentuk inovasi-inovasi yang
dilakukan oleh pengusaha antara lain mencari lokasi pasar yang baru,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi, dan mencari sumber
bahan mentah. Untuk menjalankan inovasi yang telah ditemukan tentu membutuhkan
modal. Pengusaha akan meminjam modal tersebut untuk keperluan investasi
usahanya. Akibat dari investasi tersebut adalah kenaikan pendapatan nasional
yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Karena konsumsi meningkat berarti
kapasitas produksi pengusaha pun ikut meningkat dan menimbulkan investasi baru
oleh pengusaha.